PERCOBAAN 4
RANGKAIAN RELAY DAN SWITCH
Pengertian/Definisi Relay
Aра ѕеbеnаrnуа relay itu? atau apasih relay itu? Relay bisa juga dijabarkan ѕеbаgаі ѕuаtu alat atau komponen elektro-mekanik уаng digunakan untuk mengoperasikan seperangkat kontak saklar, dеngаn memanfaatkan tenaga listrik ѕеbаgаі sumber energinya.
Dеngаn memanfaatkan lilitan atau coil (koil) berintikan besi уаng dialiri arus listrik, tentunya аkаn menghasilkan medan magnet pada ujung inti besi ара bіlа koil dialiri arus listrik.Medan magnet/energi magnet tersebutlah уаng digunakan untuk mengerjakan saklar nantinya.
Relay ialah merupakan salah-satu bagian-bagian Komponen Elektronika уаng dapat mengimplementasikan Logical Switching. Sejarah munculnya Relay уаng digunakan ѕеbеlum tahun 70an, merupakan “Otak” dаrі rangkaian pengendali.Sеtеlаh tahun 70-an digantikan posisi posisinya оlеh PLC.
Relay untuk hal yang sangat sederhana adalah Relay Elektro-mekanis уаng bisa membagikan suatu aksi mekanis ketika mendapatkan energi listrik.Secara sederhana Relay Elektromekanis іnі didefinisikan ѕеbаgаі bеrіkut :*Alat уаng menggunakan gaya Elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak Saklar.
*Saklar уаng digerakkan (secara mekanis) оlеh daya/energi listrik.Jadi secara sederhana dараt disimpulkan bаhwа Relay аdаlаh Komponen Elektronika berupa Saklar Elektronik уаng digerakkan оlеh arus listrik.Adapun Pengertian dari Relay adalah Relay adalah Saklar (Switch) yang cara pengoperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch).
Pada umumnya Relay juga memakai Prinsip Elektro-magnetik untuk dapat menggerakkan Kontak Saklar yang pada akhirnya dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang memakai Elektro-magnet sekitar 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang fungsinya sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
Gambar Bentuk dan Simbol Relay
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :
Cara Kerja Relay
Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
Electromagnet (Coil)
Armature
Switch Contact Point (Saklar)
Spring
Struktur Dasar Relay
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
- Normally Close (NC) yaitu kondisi mula sebelum diaktifkan akan selalu berada pada posisi CLOSE (tertutup)
- Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada pada posisi OPEN (terbuka)
Berdasarkan ilustrasi gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan Coil yang memiliki fungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila suatu Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan muncul gaya Elektro-magnet yang lalu menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO).
Posisi dimana Armature tersebut berada pada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Ketika saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan balik lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.Arti Pole dan Throw pada RelayKarena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan Throw yang dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay.
Dibawah ini adalah penjelasan ringkas mengenai Istilah Pole and Throw :
Pole : Banyaknya Kontak (Contact) yang dipunyai oleh sebuah relay
Throw : Banyaknya kondisi yang dipunyai oleh sebuah Kontak (Contact)Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya pada sebuah relay,
maka relay dapat digolongkan menjadi :
Jenis relay berdasarkan jumlah Pole dan Throw
Pada relay juga terdapat pole dan throw. Pole artinya yaitu banyaknya kontak yang dipunyai oleh relay, sedangkan throw artinya banyaknya kondisi yang dipunyai oleh kontak point. Jenis-jenis relay berdasarkan jumlah pole dan throw nya dapat dibagi menjadi empat yaitu :
Macam-macam Relay
Relay tipe Single Pole Single Throw (SPST)
Relay tipe Single Pole Single Throw (SPST) ini memiliki empat kaki terminal, dua kaki terminal sebagai kontak point (saklar) dan dua terminal lainnya untuk kumparan elektromagnet. Dua terminal yang dipakai sebagai kontak point satu sebagai pole dan satu lagi sebagai throw.
Relay tipe Single Pole Double Throw (SPDT)
Relay tipe Single Pole Double Throw (SPDT) ini memiliki lima kaki terminal, tiga kaki terminal dipakai sebagai kontak point (saklar) dan dua kaki terminal lainnya dipakai sebagai kumparan elektromagnet. Tiga terminal yang digunakan sebagai kontak point satu sebagai pole dan dua sebagai throw.
Relay tipe Double Pole Single Throw (DPST)
Relay tipe Double Pole Single Throw (DPST) ini memiliki memiliki enam kaki terminal, emapat kaki sebagai terminal kontak point (saklar) dan dua kaki terminal lainnya digunakan sebagai kumparan elektromagnet. Empat terminal yang digunakan sebagai kontak point yang terdiri dari dua pasang saklar single pole double throw.
Relay tipe Double Pole Double Throw (DPDT).
Relay tipe Double Pole Double Throw (DPDT) ini memiliki delapan buah terminal, enam terminal digunakan sebagai kontak point (saklar) dan dua terminal digunakan sebagai kumparan elektromagnet. Enam terminal yang digunakan sebagai contact point yang terdiri dari dua pasang saklar single pole double throw.Untuk lebih jelasnya untuk memahami tipe relay berdasarkan jumlah pole dan thrownya, perhatikan gambar di bawah ini :Untuk lebih mengetahui mengenai Penggolongan Relay berdasarkan Jumlah Pole dan Throw, silakan lihat gambar dibawah ini :
Fungsi Relay
Seperti yang telah di jelaskan tadi bahwa relay memiliki fungsi sebagai saklar elektrik, namun jika di aplikasikan ke dalam rangkaian elektronika, relay memiliki beberapa fungsi yang cukup unik. Berikut beberapa fungsi saat di aplikasikan ke dalam sebuah rangkaian elektronika.
- Mengendalikan sirkuit tegangan tinggi dengan menggunakan bantuan signal tegangan rendah.
- Menjalankan logic function atau fungsi logika.
- Memberikan time delay function atau fungsi penundaan waktu.
- Melindungi motor atau komponen lainnya dari korsleting atau kelebihan tegangan.
CONTOH PRAKTEK PERCOBAAN :