PERCOBAAN 5 RANGKAIAN MOTOR DC 1 & 4
BAB I
PERCOBAAN 5
KENDALI ARAH MOTOR DC
1. Tujuan : Agar Bintara Mahasiswa mampu mempraktikan Livewire untuk membuat
rangkaian yang menggunakan satu motor dan
empat motor.
2. Alat dan Bahan :
a.
Relay,
b.
Switch,
c.
Baterai,
dan
d.
Motor.
3. Dasar
teori :
a. Pengertian-pengertian.
1. Relay adalah Saklar (Switch)
yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical
(Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil)
dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip
Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik
yang kecil (low power) dapat
menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.
2. Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
3. Motor Listrik DC atau DC Motor ini menghasilkan sejumlah putaran per menit atau biasanya dikenal dengan istilah RPM (Revolutions per minute) dan dapat dibuat berputar searah jarum jam maupun berlawanan arah jarum jam apabila polaritas listrik yang diberikan pada Motor DC tersebut dibalikan. Motor Listrik DC tersedia dalam berbagai ukuran rpm dan bentuk. Kebanyakan Motor Listrik DC memberikan kecepatan rotasi sekitar 3000 rpm hingga 8000 rpm dengan tegangan operasional dari 1,5V hingga 24V. Apabile tegangan yang diberikan ke Motor Listrik DC lebih rendah dari tegangan operasionalnya maka akan dapat memperlambat rotasi motor DC tersebut sedangkan tegangan yang lebih tinggi dari tegangan operasional akan membuat rotasi motor DC menjadi lebih cepat. Namun ketika tegangan yang diberikan ke Motor DC tersebut turun menjadi dibawah 50% dari tegangan operasional yang ditentukan maka Motor DC tersebut tidak dapat berputar atau terhenti. Sebaliknya, jika tegangan yang diberikan ke Motor DC tersebut lebih tinggi sekitar 30% dari tegangan operasional yang ditentukan, maka motor DC tersebut akan menjadi sangat panas dan akhirnya akan menjadi rusak.
Pada saat Motor listrik DC berputar tanpa beban, hanya sedikit arus listrik atau daya yang digunakannya, namun pada saat diberikan beban, jumlah arus yang digunakan akan meningkat hingga ratusan persen bahkan hingga 1000% atau lebih (tergantung jenis beban yang diberikan). Oleh karena itu, produsen Motor DC biasanya akan mencantumkan Stall Current pada Motor DC. Stall Current adalah arus pada saat poros motor berhenti karena mengalami beban maksimal.
Pada dasarnya, Relay terdiri
dari 4 komponen dasar yaitu :
1.
Electromagnet (Coil)
2.
Armature
3.
Switch Contact Point (Saklar)
4. Spring
Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay :
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari
2 jenis yaitu :
§
Normally Close (NC) yaitu kondisi
awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
§
Normally Open (NO) yaitu kondisi
awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)
Berdasarkan
gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan Coil
yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil
diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian
menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru
(NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi
barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan
menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik,
Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh
Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan
arus listrik yang relatif kecil.
Arti Pole dan Throw pada Relay
§
Pole :
Banyaknya Kontak (Contact) yang
dimiliki oleh sebuah relay
§
Throw :
Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact)
Berdasarkan
penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka relay dapat
digolongkan menjadi :
§
Single Pole Single Throw (SPST) :
Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2
Terminalnya lagi untuk Coil.
§
Single Pole Double Throw (SPDT) :
Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2
Terminalnya lagi untuk Coil.
§
Double Pole Single Throw (DPST) :
Relay golongan ini memiliki 6 Terminal, diantaranya 4 Terminal yang terdiri
dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay
DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.
§
Double Pole Double Throw (DPDT) :
Relay golongan ini memiliki Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6
Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single)
Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.
Selain Golongan Relay diatas, terdapat juga Relay-relay yang Pole dan Throw-nya melebihi dari 2 (dua). Misalnya 3PDT (Triple Pole Double Throw) ataupun 4PDT (Four Pole Double Throw) dan lain sebagainya.
Beberapa
fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan kedalam peralatan Elektronika
diantaranya adalah :
· Relay
digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic
Function)
· Relay
digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time Delay Function)
· Relay
digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan bantuan dari
Signal Tegangan rendah.
· Ada
juga Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun komponen lainnya dari
kelebihan Tegangan ataupun hubung singkat (Short).
2. Switch adalah alat yang dapat atau memiliki fungsi untuk menghubungkan dan memutuskan aliran listrik (arus listrik) pada jaringan arus listrik kuat maupun jaringan arus listrik yang lemah. Sistem kerjanya sebagai pemutus atau pemilih sinyal secara mekanik. Secara umum, fungsi switch dalam jaringan komputer adalah sebagai concentrator yang menerima dan membagikan data antar perangka komputer. Adapun beberapa fungsi switch adalah sebagai berikut:
· Address Learning; switch mampu mencatat alamat MAC address dari suatu perangkat jaringan
yang terhubung dengannya. Saat switch menerima data, switch akan mencatat MAC
address pengirim dan mempelajari kemana data tersebut harus dikirim.
· Menyaring/ Meneruskan Data Frame; Switch juga dapat menyaring dan meneruskan suatu paket
data yang diterima ke alamat tujuan, ke alamat MAC address mana, dan port
berapa. Dengan begitu, maka proses pengiriman data tidak akan mengalami
tabrakan.
· Looping Avoidance; switch mampu mencegah terjadinya looping (data hanya berputar-putar pada port-port switch) ketika data yang diterima tidak diketahui tujuannya. Data yang diterima dapat diteruskan ke alamat tujuan dengan cara memblok salah satu port yang terhubung dengan perangkat lainnya.
CARA KERJA SWITCH
Pada praktiknya, switch akan menerima data dari perangkat lainnya yang terkoneksi dengannya. Lalu switch mendeteksi dan mencocokkan alamat MAC Address perangkat yang dituju dengan data tabel yang dimilikinya. Selanjutnya, switch akan membuat suatu logika koneksi dengan port yang terhubung dengan perangkat tujuan. Dengan begitu, data yang dikirimkan hanya akan diterima oleh port yang dituju, sedangkan port lainnya tidak dapat menerima data tersebut sehingga mengurangi potensi terjadinya ‘tabrakan’ data.
Jenis-Jenis Switch
Berdasarkan model OSI (Open System Interconnection), switch dapat
dibedakan menjadi dua jenis. Adapun penjelasan mengenai jenis-jenis switch
adalah sebagai berikut:
· Switch Layer 2, beroperasi Data Link layer pada lapisan model OSI. Jenis switch ini
dapat meneruskan paket data dengan mendeteksi MAC Address tujuan. Switch ini
juga dapat melakukan fungsi bridge antara beberapa segmen LAN (Local Area
Network) sebab switch mengirimkan paket-paket data dengan cara melihat alamat
yang dituju tanpa mengetahui protokol jaringan yang digunakan.
· Switch Layer 3, terdapat di Network Layer pada lapisan model OSI. Jenis switch ini
dapat meneruskan paket data dengan menggunakan alamat IP suatu perangkat.
Switch ini disebut juga dengan switch routing atau switch multi-layer.
3.
Baterai (Battery) adalah sebuah alat yang dapat merubah
energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh
suatu perangkat Elektronik. Setiap Baterai terdiri dari Terminal Positif(
Katoda) dan Terminal Negatif (Anoda) serta Elektrolit yang berfungsi sebagai
penghantar. Output Arus Listrik dari Baterai adalah Arus Searah atau disebut
juga dengan Arus DC (Direct Current). Pada umumnya, Baterai terdiri dari 2
Jenis utama yakni Baterai Primer yang hanya dapat sekali pakai (single use
battery) dan Baterai Sekunder yang dapat diisi ulang (rechargeable battery).
Jenis-jenis
Baterai
Setiap Baterai
terdiri dari Terminal Positif( Katoda) dan Terminal Negatif (Anoda) serta
Elektrolit yang berfungsi sebagai penghantar. Output Arus Listrik dari Baterai
adalah Arus Searah atau disebut juga dengan Arus DC (Direct Current). Pada
umumnya, Baterai terdiri dari 2 Jenis utama yakni Baterai Primer yang hanya
dapat sekali pakai (single use battery) dan Baterai Sekunder yang dapat diisi
ulang (rechargeable battery).
1. Baterai Primer
(Baterai Sekali Pakai/Single Use)
Baterai Primer atau
Baterai sekali pakai ini merupakan baterai yang paling sering ditemukan di
pasaran, hampir semua toko dan supermarket menjualnya. Hal ini dikarenakan
penggunaannya yang luas dengan harga yang lebih terjangkau. Baterai jenis ini
pada umumnya memberikan tegangan 1,5 Volt dan terdiri dari berbagai jenis
ukuran seperti AAA (sangat kecil), AA (kecil) dan C (medium) dan D (besar).
Disamping itu, terdapat juga Baterai Primer (sekali pakai) yang berbentuk kotak
dengan tegangan 6 Volt ataupun 9 Volt.
Jenis-jenis Baterai
yang tergolong dalam Kategori Baterai Primer (sekali Pakai / Single use)
diantaranya adalah :
a. Baterai Zinc-Carbon (Seng-Karbon)
Baterai Zinc-Carbon
juga disering disebut dengan Baterai “Heavy Duty” yang sering kita jumpai di
Toko-toko ataupun Supermarket. Baterai jenis ini terdiri dari bahan Zinc yang
berfungsi sebagai Terminal Negatif dan juga sebagai pembungkus Baterainya.
Sedangkan Terminal Positifnya adalah terbuat dari Karbon yang berbentuk Batang
(rod). Baterai jenis Zinc-Carbon merupakan jenis baterai yang relatif murah
dibandingkan dengan jenis lainnya.
b. Baterai Alkaline (Alkali)
Baterai Alkaline ini
memiliki daya tahan yang lebih lama dengan harga yang lebih mahal dibanding
dengan Baterai Zinc-Carbon. Elektrolit yang digunakannya adalah Potassium
hydroxide yang merupakan Zat Alkali (Alkaline) sehingga namanya juga disebut
dengan Baterai Alkaline. Saat ini, banyak Baterai yang menggunakan Alkalline
sebagai Elektrolit, tetapi mereka menggunakan bahan aktif lainnya sebagai
Elektrodanya.
c. Baterai Lithium
Baterai Primer
Lithium menawarkan kinerja yang lebih baik dibanding jenis-jenis Baterai Primer
(sekali pakai) lainnya. Baterai Lithium dapat disimpan lebih dari 10 tahun dan
dapat bekerja pada suhu yang sangat rendah. Karena keunggulannya tersebut,
Baterai jenis Lithium ini sering digunakan untuk aplikasi Memory Backup pada
Mikrokomputer maupun Jam Tangan. Baterai Lithium biasanya dibuat seperti bentuk
Uang Logam atau disebut juga dengan Baterai Koin (Coin Battery). Ada juga yang
memanggilnya Button Cell atau Baterai Kancing.
d. Baterai Silver Oxide
Baterai Silver Oxide merupakan jenis baterai yang tergolong mahal dalam harganya. Hal ini dikarenakan tingginya harga Perak (Silver). Baterai Silver Oxide dapat dibuat untuk menghasilkan Energi yang tinggi tetapi dengan bentuk yang relatif kecil dan ringan. Baterai jenis Silver Oxide ini sering dibuat dalam dalam bentuk Baterai Koin (Coin Battery) / Baterai Kancing (Button Cell). Baterai jenis Silver Oxide ini sering dipergunakan pada Jam Tangan, Kalkulator maupun aplikasi militer.
2. Baterai Sekunder
(Baterai Isi Ulang/Rechargeable)
Baterai Sekunder
adalah jenis baterai yang dapat di isi ulang atau Rechargeable Battery. Pada
prinsipnya, cara Baterai Sekunder menghasilkan arus listrik adalah sama dengan
Baterai Primer. Hanya saja, Reaksi Kimia pada Baterai Sekunder ini dapat
berbalik (Reversible). Pada saat Baterai digunakan dengan menghubungkan beban
pada terminal Baterai (discharge), Elektron akan mengalir dari Negatif ke
Positif. Sedangkan pada saat Sumber Energi Luar (Charger) dihubungkan ke
Baterai Sekunder, elektron akan mengalir dari Positif ke Negatif sehingga
terjadi pengisian muatan pada baterai. Jenis-jenis Baterai yang dapat di isi
ulang (rechargeable Battery) yang sering kita temukan antara lain seperti
Baterai Ni-cd (Nickel-Cadmium), Ni-MH (Nickel-Metal Hydride) dan Li-Ion
(Lithium-Ion).
Jenis-jenis Baterai
yang tergolong dalam Kategori Baterai Sekunder (Baterai Isi Ulang) diantaranya
adalah :
a. Baterai Ni-Cd (Nickel-Cadmium)
Baterai Ni-Cd
(NIcket-Cadmium) adalah jenis baterai sekunder (isi ulang) yang menggunakan
Nickel Oxide Hydroxide dan Metallic Cadmium sebagai bahan Elektrolitnya.
Baterai Ni-Cd memiliki kemampuan beroperasi dalam jangkauan suhu yang luas dan
siklus daya tahan yang lama. Di satu sisi, Baterai Ni-Cd akan melakukan
discharge sendiri (self discharge) sekitar 30% per bulan saat tidak digunakan.
Baterai Ni-Cd juga mengandung 15% Tosik/racun yaitu bahan Carcinogenic Cadmium
yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan Lingkungan Hidup. Saat ini,
Penggunaan dan penjualan Baterai Ni-Cd (Nickel-Cadmiun) dalam perangkat
Portabel Konsumen telah dilarang oleh EU (European Union) berdasarkan peraturan
“Directive 2006/66/EC” atau dikenal dengan “Battery Directive”.
b. Baterai Ni-MH (Nickel-Metal Hydride)
Baterai Ni-MH
(Nickel-Metal Hydride) memiliki keunggulan yang hampir sama dengan Ni-Cd,
tetapi baterai Ni-MH mempunyai kapasitas 30% lebih tinggi dibandingkan dengan
Baterai Ni-Cd serta tidak memiliki zat berbahaya Cadmium yang dapat merusak
lingkungan dan kesehatan manusia. Baterai Ni-MH dapat diisi ulang hingga
ratusan kali sehingga dapat menghemat biaya dalam pembelian baterai. Baterai
Ni-MH memiliki Self-discharge sekitar 40% setiap bulan jika tidak digunakan.
Saat ini Baterai Ni-MH banyak digunakan dalam Kamera dan Radio Komunikasi. Meskipun
tidak memiliki zat berbahaya Cadmium, Baterai Ni-MH tetap mengandung sedikit
zat berbahaya yang dapat merusak kesehatan manusia dan Lingkungan hidup,
sehingga perlu dilakukan daur ulang (recycle) dan tidak boleh dibuang di
sembarang tempat.
c. Baterai Li-Ion (Lithium-Ion)
Baterai jenis Li-Ion (Lithium-Ion) merupakan jenis Baterai yang paling banyak digunakan pada peralatan Elektronika portabel seperti Digital Kamera, Handphone, Video Kamera ataupun Laptop. Baterai Li-Ion memiliki daya tahan siklus yang tinggi dan juga lebih ringan sekitar 30% serta menyediakan kapasitas yang lebih tinggi sekitar 30% jika dibandingkan dengan Baterai Ni-MH. Rasio Self-discharge adalah sekitar 20% per bulan. Baterai Li-Ion lebih ramah lingkungan karena tidak mengandung zat berbahaya Cadmium. Sama seperti Baterai Ni-MH (Nickel- Metal Hydride), Meskipun tidak memiliki zat berbahaya Cadmium, Baterai Li-Ion tetap mengandung sedikit zat berbahaya yang dapat merusak kesehatan manusia dan Lingkungan hidup, sehingga perlu dilakukan daur ulang (recycle) dan tidak boleh dibuang disembarang tempat.
Komponen Utama Motor DC
Gambar diatas memperlihatkan sebuah motor DC yang memiliki tiga komponen utama :
1. Kutub Medan Magnet
Secara sederhada digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan kumparan motor DC yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan.
2. Kumparan Motor DC
Bila arus masuk menuju kumparan motor DC, maka arus ini akan menjadi elektromagnet. kumparan motor DC yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, kumparan motor DC berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan kumparan motor DC.
3. Commutator Motor DC
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk membalikan arah arus listrik dalam kumparan motor DC. Commutator juga membantu dalam transmisi arus antara kumparan motor DC dan sumber daya.
Kelebihan Motor DC
Keuntungan utama motor DC adalah dalam hal pengendalian kecepatan motor DC tersebut, yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan mengatur :
- Tegangan kumparan motor DC – meningkatkan tegangan kumparan motor DC akan meningkatkan kecepatan
- Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.
Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya.
Motor DC juga relatif mahal dibanding motor AC. Hubungan antara kecepatan, flux medan dan tegangan kumparan motor DC ditunjukkan dalam persamaan berikut :
Gaya elektromagnetik : E = K Φ N
Torque : T = K Φ Ia
Dimana:
E =gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal kumparan motor DC (volt)
Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan
N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit)
T = torque electromagnetik
Ia = arus kumparan motor DC
K = konstanta persamaan
Jenis-Jenis Motor DC :
1. Motor DC Sumber Daya Terpisah/ Separately Excited
Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah maka disebut motor DC sumber daya terpisah / separately excited.
2. Motor DC Sumber Daya Sendiri/ Self Excited: Motor Shunt
Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel dengan gulungan kumparan motor DC (A) seperti diperlihatkan dalam gambar dibawah. Oleh karena itu total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus kumparan motor DC.
Berikut tentang kecepatan motor shunt (E.T.E., 1997):
- Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torque tertentu setelah kecepatannya berkurang, lihat Gambar diatas dan oleh karena itu cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.
- Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri dengan kumparan motor DC (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus medan (kecepatan bertambah).
3. Motor DC Daya Sendiri: Motor Seri
Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan gulungan kumparan motor DC (A) seperti ditunjukkan dalam gambar dibawah. Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus kumparan motor DC. Berikut tentang kecepatan motor seri (Rodwell International Corporation, 1997; L.M. Photonics Ltd, 2002) :
- Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM
- Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan mempercepat tanpa terkendali.
Motor-motor seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan torque penyalaan awal yang tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist seperti pada gambar berikut.
4. Motor DC Kompon/Gabungan
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor kompon, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan kumparan motor DC (A) seperti yang ditunjukkan dalam gambar dibawah. Sehingga, motor kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini. Contoh, penggabungan 40-50% menjadikan motor ini cocok untuk alat pengangkat hoist dan derek, sedangkan motor kompon yang standar (12%) tidak cocok (myElectrical, 2005).
Karakteristik Motor DC Kompon
.
Bentuk dan Simbol Motor DC
Prinsip Kerja Motor DC
Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub motor), Field winding (kumparan medan magnet), Armature Winding (Kumparan Jangkar), Commutator (Komutator) dan Brushes (kuas/sikat arang).
4. Langkah
Langkah Percobaan.
a. Penyiapan
alat dan komponen yang digunakan untuk percobaan;
b. Melaksanakan
pembuatan rangkaian menggunakan 1 motor dan 4 motor; dan
c. Melaksanakan
pengukuran dengan livewire.
Gambar 1.1 Rangkaian 1 Motor
Gambar 1.2 Rangkaian 4 Motor
5. Analisa Rangkaian :
Berdasarkan rangkaian di atas dapat diketahui :
a. Jika switch 2 pada
rangkaian 1 motor ditekan/dihubungkan maka motor DC akan bergerak maju.
b. Jika switch 1 pada
rangkaian 1 motor ditekan/dihubungkan maka motor DC akan bergerak mundur.
c. Jika switch 2 pada
rangkaian 4 motor ditekan/dihubungkan maka motor DC akan bergerak maju ke arah
kanan.
d. Jika switch 1 pada
rangkaian 4 motor ditekan/dihubungkan maka motor DC akan bergerak mundur ke
arah kiri.
6. Kesimpulan dan saran.
a. Kesimpulan.
Berdasarkan rangkaian diatas dapat
kita lihat bahwa kita dapat mengatur fungsi dari motor DC dalam sebuah alat.
Motor DC dapat digunakan untuk menggerakkan alat maju atau mundur dan bergerak
ke arah kanan maupun ke arah kiri. Kita dapat menentukannya sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan.
b. Saran.
Dari rangkaian diatas dengan menggunakan motor DC sebagai komponen di suatu rangkaian elektronik, maka kita dapat mengubah arus listrik menjadi energi gerak. Sehingga peralatan seperti kipas, vibrator ponsel, bor listrik DC bisa berfungsi dengan baik. Namun, fungsi dari motor DC tidak hanya seperti itu saja, ada pula sebagai penggerak robot dan komponen pintu putar otomatis.